Bacaan
Kitab Hagai 1 : 9 - 11
LAI 1974
9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya
sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena
apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap
menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya
sendiri.
10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan
bumi menahan hasilnya,
11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas
negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak,
ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas
segala hasil usaha."
Tanpa disadari, kehidupan manusia dipenuhi dengan kegiatan
membangun. Kegiatan membangun tidak hanya secara fisik, manusia berusaha untuk
membangun karir dari nol hingga mencapai kesuksesan. Kita berusaha keras
membangun reputasi dan citra baik agar orang lain menghormati kita. Kita juga
berusaha membangun kekuatan finansial yang kokoh. Kita terus sibuk membangun
dan membangun kehidupan kita hingga melupakan satu pembangunan yang seharusnya
juga menjadi fokus kita yaitu pembangunan rumah Tuhan.
Pasca Pembuangan, Israel mempunyai prioritas untuk membangun Bait
Suci. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah adanya sikap pro dan kontra dari
rakyat Israel mengakibatkan pekerjaan pembangunan Bait Suci terhenti selama 16
tahun lamanya. Bukan hanya sikap pro dan kontra, tetapi mentalitas dan gaya
hidup Umat Israel, seperti: sibuk dengan kepentingan diri sendiri, adanya
kelesuan rohani yang mengakibatkan umat Israel bersikap acuh tak acuh terhadap
pembangunan Bait Suci. Dampak kelalaian pembangunan Bait Suci mengakibatkan
kehidupan sosial-ekonomi Israel tidak berjalan seperti yang diharapkan. Tuhan
menegur dengan keras orang-orang yang melupakan pembangunan rumah Tuhan karena
sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Rumah Tuhanbukan hanya menjadi urusan
pelayan Tuhan ataupun warga jemaat dewasa, namun adalah kewajiban setiap orang
percaya termasuk anggota Pemuda sebagai mahasiswa. Itulah sebabnya mengapa kita
seringkali mengalami keadaan “pundi-pundi
yang berlubang”.
Yang terpenting
dari hal ini adalah keseimbangan. Bekerja keras adalah kehendak Tuhan dalam
hidup kita, namun demikian jangan biarkan kesibukan itu menggeser hal terutama
dalam hidup kita yakni “memperhatikan rumah Tuhan”. Ketika bangunan
rumah Tuhan kuat, percayalah kita akan selalu dapat menikmati buah pekerjaan
kita dengan rasa syukur. FCPR/SGRS-SaBDaBiNaPeMuDa-20140516.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar