Mahatma
Gandhi,
di depan ribuan mahasiswa Kristen di Colombo pernah berujar, “seandainya
kekristenan hanyalah kotbah di bukit, maka saya telah menjadi orang Kristen.
Tetapi karena hidup orang-orang Kristenlah maka saya tidak mau menjadi
Kristen.”
Friedrich Nietzche, seorang filsuf
atheis, pernah menjawab pertanyaan mengapa ia sangat membenci kekristenan. Dia
menjawab, “saya akan percaya pada jalan keselamatan mereka (orang Kristen),
apabila mereka sedikit lebih terlihat seperti orang yang sudah diselamatkan.
Seorang pendiri gereja setan
mengatakan pada hari Minggu mereka ini terlihat sebagai orang-orang yang saleh
di gereja, tapi di hari-hari lain mereka berkanjang di dalam berbagai dosa dan
kenistaan. Pengalaman itu mendorong LaVey untuk mendirikan gereja (setan) di
mana para anggotanya bebas mengumbar nafsu tanpa dibungkus kemunafikan.
Hal hal seperti ini telah menjadi
sebuah fenomena yang timbul akibat kehidupan orang Kristen masa kini, mari kita
lihat sebagian kecil ayat dalam kitab suci bagaimana seharusnya kita hidup
sebagai orang Kristen, sebagai pribadi yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat.
"kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di seluruh
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi " (
Kis 1 : 8 ),
( Ef 5 : 18 ).
"Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka yang melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapa-mu yang di sorga. " (Mat 5 : 18 ). Pada dasarnya dalam kehidupan sebagian besar
orang Kristen istilah saksi dan bersaksi tentu saja bukan merupakan hal yang
baru lagi. Saksi merupakan identitas kita sebagai orang yang sudah ditebus oleh
Kristus. Identitas ini membawa kita kepada satu panggilan untuk memberitakan
Kristus di dalam hidup kita. Namun, semudah itukah kita menjadi saksi Kristus?
Apakah hanya dengan mengaku percaya, seseorang dapat secara otomatis
beridentitaskan saksi Kristus? Bersaksi merupakan satu tugas untuk memberitakan
sesuatu yang telah dialami. Jika kita saksi Kristus berarti kita harus
menyaksikan Kristus dalam hidup kita, tapi apa dan bagaimana syaratnya? Mengapa
selama ini banyak orang Kristen belum bersaksi secara efektif ?
A.
Orang Kristen adalah saksi hidup
Di pengadilan ada 3 syarat wajib untuk
seseorang dapat diakui sebagai saksi : dia harus melihat sendiri peristiwa itu,
dia harus mendengar sendiri peristiwa itu, dan dia harus mengalami peristiwa
itu. Nah, kredibilitas seorang Kristen juga diukur dari ketiga syarat itu,
yaitu : melihat, mendengar, dan mengalami Injil Kristus.
1. Aku harus melihat sendiri peristiwa
(Injil) itu.
Memang kita tidak mungkin bisa melihat
kejadian ribuan tahun lalu secara fisik, saat Tuhan Yesus berinkarnasi,
melayani, menderita, disalibkan, dan bangkit dari kematian. Lalu bagaimana kita
dapat "melihat" Injil itu? Melalui Firman Allah, kita bisa dengan
iman melihat Injil Tuhan, ikut merasakan pergumulan Yesus pada saat itu, dan
saat-saat Kristus mati di atas kayu salib. Dasar inilah yang mengesahkan kita
menjadi saksi-Nya dari syarat (1) melihat Injil itu. Sama seperti Maria dan
murid-murid Tuhan telah mensaksikan kebangkitan Tuhan secara pribadi lepas
pribadi (Yoh 20:18;25).
2. Aku harus mendengar sendiri Injil
itu
Prinsip dasar iman Kristen mengakui
bahwa berita Injil mewartakan Allah yang berinisiatif mencari manusia yang
berdosa melalui Kristus saja. Ini berarti iman seseorang tidaklah tergantung
dari hubungan keluarga, persaudaraan, atau iman kelompok tetapi merupakan
pertanggungjawaban iman tiap pribadi (swarga nunut, neraka katut). Allah
menuntut pertanggungjawaban iman kita secara pribadi. Iman ini berasal dari
mendengar Firman Allah yaitu Injil itu sendiri. Mendengarkan Firman secara
kontinyu dan memahaminya adalah wujud ketertundukan kita di hadapan Allah untuk
diajar. Banyak orang yang merasa sudah tahu, menjadi sombong dan berkata tidak
perlu lagi mendengar khotbah. Dalam hal ini perlu adanya sikap mendengar dengan
hati yang terbuka dan rendah hati untuk diajar dan belajar Injil itu sendiri
sehingga kita bisa menjadi saksi.
3. Aku harus mengalami Injil itu
Satu bagian ini begitu penting karena
inilah wujud respons dan tanggung jawab kita setelah menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Inilah yang disebut sebagai mengalami
Injil secara pribadi. Kita harus menempatkan Yesus sebagai Tuhan atas hidup
kita dan menjalankan apa yang Yesus mau. Jika kita selama ini hanya mendengar
Injil tetapi belum taat kepada Tuan kita, maka kita tidak layak jadi saksiNya.
Itulah jawaban mengapa saat ini banyak orang Kristen malas bersaksi, mungkin
mereka belum benar-benar menyerahkan hidup kepada Kristus.
B.
Mengapa Kita Harus Bersaksi ?
Dikuasai
oleh kasih
Pertama, kita harus bersaksi sebab
kasih Kristus menguasai kita. 2 Ini adalah kata-kata Rasul Paulus. Oleh karena
di dalam kehidupannya sendiri dia sudah mengalami kasih dan pengampunan Allah,
dia menghendaki agar setiap orang mengalami kasih yang sama. Jika saudara
sungguh-sungguh mengenai Kristus, saudara juga tentu ingin memperkenalkan Kristus
kepada orang-orang lain.
Kristus memerintahkan
Kedua, kita harus bersaksi sebab
Kristus sudah memerintahkan kita agar bersaksi. KataNya, "Mari, ikutlah
Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 3 "Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah ....
Manusia
sesat
Ketiga, kita harus bersaksi sebab
tanpa Kristus manusia sesat. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku. " 5.
Firman Allah dengan tegas menyatakan,
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. "
Manfaat yang diterima
Keempat, kita harus bersaksi karena
manfaat-manfaat yang diperoleh mereka yang menerima Kristus. Apabila kita
membawa orang-orang lain kepada Kristus, mereka menjadi anak-anak Allah;7 tubuh
mereka menjadi rumah Allah;8 segala dosa mereka diampuni - yang sudah lalu,
yang sekarang dan yang akan datang;9 mereka mulai mengalami damai dengan
Allah;10 mereka menerima petunjuk-petunjuk dan maksud Allah bagi kehidupan
mereka, 11 dan mereka mengalami kuasa Allah yang mengubah kehidupan mereka.
Pertumbuhan
rohani
Kelima, kita harus bersaksi karena
manfaat-manfaat yang diterima oleh mereka yang bersaksi. Bersaksi memajukan
pertumbuhan rohani. Bersaksi membuat kita berdoa dan mempelajari Firman Allah
dan memaksa kita menggantungkan diri kepada Kristus. Dengan bersaksi dalam
kuasa Roh Kudus, kita inenaburkan kasih, sukacita dan perdamaian. Menurut hukum
dalam hal menabur dan menuai, kita senantiasa menuai apa yang kita tabur dalani
jumlah yang lebih besar dari pada yang kita tabur. 13 Umpamanya, jika kita
menaburkan kasih, kita senantiasa menuai kasih - tetapi selalu lebih banyak
dari pada apa yang kita tabur. Yesus berkata, MakananKu ialah melakukan
kehendak Dia (Allah) yang mengutus Aku. " 14 Ayat ini mengenai
pengalanianNya bersaksi kepada wanita Samaria.
Hak istimewa
yang luar biasa
Keenam, kita harus bersaksi sebab hal
itu merupakan suatu hak istimewa yang luar biasa. Dalam suratnya yang kedua
kepada Jemaat di Korintus, Paulus menulis, "Kami ini adalab utusan-utusan
Kristus, seakanakan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah." 15
Kebanyakan orang menganggap bahwa
menjadi duta bagi kepala negara mereka, presiden atau raja, merupakan suatu
kehormatan besar, tetapi sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus, kita
ini adalah duta-duta Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala yang
dipertuan !.
Kuasa
untuk bersaksi
Ketujuh, kita harus bersaksi sebab Roh
Kudus memberi kita kuasa untuk bersaksi. Yesus berkata, "Kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksiKu..16 Tidak bersaksi bagi
Kristus, berarti menyangkal Roh Kudus, menyangkal hakNya untuk memberi kuasa
kepada kita dan memakai kita untuk membawa orang lain kepada Juruselamat kita
Hidup
untuk bersaksi
Setelah kita menerima Kristus apakah
ada yang berbeda dari hidup kita? Ya, bahkan berubah 180 derajat. Paulus
berkata hidup yang dahulu adalah sampah tetapi satu yang dia ketahui sekarang
adalah Kristus. Setelah manusia diperdamaikan dengan Allah dan menjadi umat
pilihanNya, inilah identitas kita: Saksi Hidup Yang Bersaksi Bagi Injil Allah!
Segala orientasi hidup kita harus menyenangkan Allah bukan menyenangkan diri
kita. Sebagai hamba Allah kita harus mewartakan Injil dimana dan apapun posisi
kita. Keindahan berita sukacita ini harus tampak dalam kehidupan sehari-hari
lewat cara berbicara yang penuh kehangatan, sikap yang penuh sopan, penghargaan
pada orang lain, dan sikap kasih kepada semua orang. Pengabaran Injil sangatlah
perlu didukung dengan sikap dan perilaku yang mencerminkan itu sendiri. Jika
Yesus sudah menebus kita, masihkah kita menahan diri untuk bersaksi bagi
namaNya? Saudaraku kita adalah saksi Kristus yang menghidupi anugerahNya dan
hidup untuk membawa jiwa yang terhilang kepada Kristus lewat kehidupan kita
(Mat 28:19-20).
Syalom !! 2012
KABID PKK GMKI Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar