Selasa, 16 Desember 2014

AMSAL GMKI: UT OMNES UNUM SINT (BIARLAH SEMUANYA MENJADI SATU)



1.    PENDAHULUAN
Ungkapan Ut Omnes Unum Sint sering didengar dalam pertemuan-pertemuan GMKI,  Mars GMKI ataupun sebagai salam penutup dalam surt-surat di kalangan GMKI. Sekilas nampaknya empat kata ini indah untuk dibaca atau didengar. Namun ungkapan ini lebih mempunyai arti yang sangat penting karena memberi arah bagi yang menggunakannya. Hal ini tidak saja bagi GMKI, tetapi juga menjadi ciri dari gereja yang universal.
2.    PENGERTIAN DASAR UT OMNES UNUM SINT
Ut Omnes Unum Sint adalah ungkapan dari Alkitab dalam bahasa Latin. Kalimat yang sama dalam Alkitab bahasa Indonesia disebut: “Supaya mereka menjadi satu”. Kalimat ini diangkat dari Injil Yohanes 17:21.
Kata “Ur” dalam bahasa Indonesia disebut “agar” atau “supaya”, mereupakan suatu pernyataan. Kata ini memberi arti bahwa “seharusnya atau semestinya menjadi seperti begini, sebab beginilah sesungguhnya”. Kata “omnes” dalam Alkitab Bahasa Indonesia disebut “mereka semua”. Kata ini berarti, semua orang atau semua manusia. Kata “unum” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata “menjadi seperti” atau “serupa dengan”. Kata terakhir “Sint” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dalam kata “semuanya menjadi Satu”.
Dengan melihat pada penjelasan diatas, maka pengertian kata “Ut Omnes Unum Sint” atau “agar semua menjadi satu” berarti bahwa adalah suatu perintah atau pernytaan yang mutlak tentang semua manusia supaya harus menjadi satu. Hal ini terutama pada orang-orang tang telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Mereka harus wajib menjadi satu sama dengan Yesus Kristus dengan Bapa-Nya adalah satu. Kata kuncinya adalah satu. Ini lebih lanjut dimengerti sebagai persatuan, kesatuan.
Unity (Persatuan, Kesatuan) adalah kata yang sering digunakan dalam Alkitab. Pemikiran yang melatarbelakangi istilah ini adalah: adanya kesatuan umat Allah yang dalam perjanjian lama berasal dari satu Bapa. Persekutuan ini digambarkan oleh Pemazmur sebagai persekutuan yang diwarnai dengan kehidupan bersama yang rukun (Mzm 13:7).
Dalam Perjanjian Baru, kesatuan itu lebih dimengerti sebagai keadaan akibat dirobohkannya dinding pemisah antara orang Yahudi dengan orang kafir; antara orang Yunani dengan orang bukan Yunani; antara tuan dan hamba; antara laki-laki dan perempuan. Semua menjadi satu di dalam Yesus Kristus (Ef. 2:12, Gal. 3:26-29). Yesus Kristus adalah satu-satunya dasar dari kesatuan umat-Nya yang beragama itu.
Orang percaya adalah saudara-saudaradari Yesus Kristus.  Dan saudara satu terhadap yang lain dalam satu keluarga Allah.  Mereka mempunyai satu Allah dan Bapa dari semua (Gal. 4:6).  Mereka dituntun oleh Roh yang satu menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh (Gal. 2:22). Kecuali itu, mereka juga mempunyai pikiran dan perasaan sebagaimana pikiran Kristus (Fil. 2:5), yakni kerendahan diri Yesus dan ketaatan-Nya pada Bapa (Fil. 2:3).
Injil Yohanes menyaksikan betapa dalamnya keinginan Yesus agar murid-murid-Nya menjadi satu.  Keinginan Yesus ini disampaikan melalui  Doa permohonan-Nya kepada Bapa. Isi doa Yesus sangat penting, sebab menyangkut eksistensi para murid di tengah dunia, termasuk eksistensi orang percaya.
Permohonan Yesus “supaya mereka menjadi satu” dilandaskan atas dasar kesatuan antara Bapa dan Anak.  Kristeria dasar “kesatuan” adalah kesatuan diantara Bapa dengan Anak dalam pelbagai dimensi.  Dimaksudkan supaya kesatuan yang terjadi diantara orang yang percaya harus berakar didalam kesatuan Bapa dan Anak (Yoh. 17:21).  Hanya oleh dan didalam kesatuan yang demikian baruhlah “dunia percaya bahwa Engkaulah (Bapa) yang mengutus Aku (Yesus)”.  Dengan kata lain, hanya terwujud persekutuan diantara orang percaya, seperti persekutuan Bapa dengan Anak (bdn. I Yoh. 1:3), barulah dunia percaya bahwa Yesus adalah yang diutus oleh Allah.  Model dan ciri persekutuan seperti ini, sangat menentukan  misi kita selaku orang percaya di dalam dunia.
Pengakuan tentang suatu Gereja yang universal dan kudus  (lihat Pengakuan Iman Rasuli) adalah pengakuan yang esensial bagi umat Allah yang bertolak dari kesadaran akan doa Yesus ini.  Kesadaran yang mendorong orang percaya untuk tidak menciptakan perbedaan diantara sesama anggota Gereja maupun perbedaan dengan gereja-gereja yang lain di segala abad dan tempat. Juga mengarahkan orang percaya untuk tidak terikat pada perbedaan ras, warna kulita, bangsa, negara, latar belakang tradisi gereja dan hal-hal yang mempertajam perbedaan yang sama.  Semuanya satu (gereja yang universal) di dalam Kristus dan Ia sebagai Kepala atasnya.
Namun perlu digarisbawahi bahwa kesatuan Kristen yang dimaksud disini, tidak identik dengan uniforrity, sebab Roh yang satu memberikan karunia yang berbeda-beda (I Kor. 12:4).  Ini digambarkan dengan “satu tubuh banyak anggota” dengan fungsinya masing-masing.  Demikian Kristusadalah Kepala atas persekutuan-Nya. Mereka yang berada dalam persekutuan dengan Kristus sert memiliki karunia yang berbeda-beda adalah “manusia ciptaan baru”.
3.    PENUTUP
Supaya semua menjadi satu” adalah doa Yesus yang tetap aktual hingga kini. Dengan menjadi “satu”,
Maka dunia percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia.  Kita dipanggil untuk “menjadi satu” sama seperti Bapa dan Anak adalah satu.  Hendaklah persatuan dan kesatuan ini senantiasa diwujudkan dalam hidup dan pelayanan kita di Perguruan Tinggi, Gereja dan Masyarakat.
Syalom” .....

MARS

Mahasiswa Kristen semua Ikutlah GMKI

Gerakan kita Tuhan yang serta Padanya kita berbakti

Agar bawa terang cintaNya Dalam dunia mahasiswa

Biar mereka terima padaNya Dan hidup berbahagia

Ref : Hai dengarlah suaraNya Memanggil kamu

Ikutlah menangkan jiwa Bagi Juru S’lamatmu

Kristuslah yang pimpin agar semua satu adanya

UT OMNES UNUM SINT, Itulah amsal kita

SESUATU YANG BERHARGA